Kamis, 19 Mei 2011

KOMPRESSOR

KOMPRESOR
1.1 Kompresor
Kompresor adalah alat untuk memompa bahan pendingin (refrigeran) agar tetap bersirkulasi di dalam sistem. Fungsi dari kompresor adalah untuk menaikan tekanan dari uap refrigeran sehingga tekanan pada kondensor lebih tinggi dari evaporator yang menyebabkan kenaikan temperatur dari refrigeran. Kompresor dirancang dan diproduksi untuk dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, karena kompresor merupakan jantung utama dari sistem refrigerasi kompresi uap dan juga kapasitas refrigerasi. Suatu mesin refrigerasi tergantung pada kemampuan kompresor untuk memenuhi jumlah gas refrigeran yang perlu disirkulasikan. Kompresor berfungsi untuk menghisap uap refrigeran yang berasal dari evaporator dan menekannya ke kondenser sehingga tekanan dan temperaturnya akan meningkat ke suatu titik dimana uap akan mengembun pada temperatur media pengembun.
Berdasarkan cara kompresi, ada lima jenis kompresor yang biasa digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap, yaitu:
1. Kompresor Torak (Reciprocating Compressor)
2. Kompresor Rotari (Rotary Compressor)
3. Kompresor Sentrifugal (Centrifugal Compressor)
4. Kompresor Screw
5. Kompresor Scroll
Sedangkan berdasarkan konstruksinya, ada tiga jenis kompresor yang biasa digunakan pada system refrigerasi kompresi uap, yaitu:
1. Kompresor Hermetik
2. Kompresor SemiHermetik
3. Kompresor Open Type
Kompresor yang digunakan adalah kompresor torak dengan 6 silinder. Keuntungan dari kompresor jenis ini ialah :
1. Konstruksi lebih kompak
2. Kecil kemungkinannya terjadi kebocoran refrigeran
3. Kapasitas besar
Untuk menentukan seberapa temperatur yang dapat dicapai di evaporator, antara lain di tentukan oleh berapa rendah temperatur penguapan di evaporator. Hal ini tergantung dari bahan pendinginan dan jenis kompresor yang dipakai. Kompresor yang digunakan di KPPC Sinar Mulya Cihideung adalah kompresor torak dengan jenis semi hermetik. Kompresor di KUD Cihideung ini dilengkapi dengan oil separator.
1.2 Kondensor
Kondenser berfungsi sebagai untuk membuang kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondenser refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondenser refrigeran berupa cairan jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti sebelum masuk ke kondenser.
Berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan kondenser dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Kondensor berpendingin air (water cooled condenser).
Kondensor berpendingin air dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1) Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang.
2) Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan kembali.
Sesuai dengan namanya, kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang, maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan kembali. Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali, maka air yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin (cooling tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam kondensor, demikian seterusnya secara berulang - ulang.
b) Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser).
Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga, dll. Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Kondensor yang kipasnya dioperasikan dengan pengatur jarak jauh (remote control).
2) Kondensor yang kipasnya dirakit bersama-sama dengan unit kompresor atau condensing unit. Kapasitasnya kondensor jenis ini biasanya cocok untuk beban mulai < 1kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari 500 kW.
c) Kondensor evaporatif (evaporative condenser)
Kondensor evaporatif pada dasarnya adalah kombinasi antara kondensor dengan menara pendingin yang dirakit menjadi satu unit atau kondensor yang menggunakan udara dan air sebagai media pendinginnya. Jenis kondensor yang akan digunakan di KPPC Sinar Mulya Cihideung ini adalah jenis water cooled condenser sebanyak 2 buah. Fungsi dari masing – masing kondenser ialah sebagai berikut :
a. Kondensor yang pertama berfungsi untuk :
1) Media penukar kalor dan tempat terjadinya proses kondensasi
2) Sebagai heat recovery karena adanya kebutuhan air panas untuk membersihkan tangki – tangki susu.
3) Menurunkan temperatur discharge ke temperatur kondensasi sesuai rancangan yaitu 40oC.
b. Kondenser yang kedua berfungsi untuk :
1) Media penukar kalor sisa dari kondenser pertama. Bila kondisi air pada kondenser pertama sudah panas, kalor dari kondensor tidak dapat sepenuhnya diserap oleh air. Maka kondensor yang kedua akan menyerap kalor dari kondensor yang masih tersisa.
2) Memastikan refrigeran yang masuk ke dalam evaporator berada dalam keadaan cair.
3) Menurunkan temperatur kondensasi dari 75oC sampai 60oC. Untuk membantu kinerja sistem, air untuk mendinginkan kondenser kedua sehingga perpindahan kalor dapat maksimal yaitu berasal dari air sumur sebagai make up water dengan menggunakan katup apung sebagai alat kontrolnya.
Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor ialah :
a. Kerja kompresor lebih ringan.
b. Sangat sesuai dengan kondisi lingkungan yang banyak air dengan temperatur air yang cukup rendah.
c. Refrigeran yang keluar dari kondenser benar – benar dalam fasa cair, karena apabila pelepasan kalor pada kondenser pertama tidak sempurna maka kondenser kedua yang menyempurnakannya.
d. Mempertahankan agar tekanan kondensasi tidak terlalu tinggi.
e. Hemat energi, karena menggunakan air ledeng hanya sebagai pendingin kondensor sehingga secara tidak langsung akan mengurangi kebutuhan energi listrik. Adapun dimensi dari masing – masing kondensor adalah sebagai berikut : Dimensi bak kondensor I: Panjang = 3.4 m Lebar = 1 m Tinggi = 1.5 m Dimensi bak kondensor II: Panjang = 1.5 m Lebar = 1.5 m Tinggi = 1.5 m
1.3 Evaporator
Evaporator adalah suatu alat penukar kalor dimana cairan yang mudah menguap (refrigerant) digunakan sebagai media pemindah kalor dari ruang atau permukaan suatu produk yang sedang didinginkan. Kalor d






Power compressor


ADS atau automatic decompression system adalah suatu piranti yang digunakan oleh pabrikan motor, guna memudahkan penyalaan mesin baik dengan elektrik atau kick starter.

cara kerjanya adalah saat kunci kontak kita matikan, maka saat itu pula tidak ada percikan busi.. Bila tidak terjadi percikan busi, artinya tidak terjadi pula langkah power atau tenaga yg biasanya terjadi akibat percikan busi meledakkan campuran bahan bakar dan udara.

Saat piston bergerak naik ke atas menuju TMA (titik mati atas), dorongan poros engkol yang lemah ini akhirnya tidak mampu menekan, dan campuran bahan bakar-udara akan melawan balik sehingga piston akan bergerak mundur dengan putaran berlawanan dari arah semula.

Gerakan mundur dari piston dan gerakan putaran terbalik dari poros engkol ini akan memutar nok atau tonjolan ADS, sehingga pelatuk exhaust atau rocker arm ex (templar) akan tertekan, dengan tertekan nya pelatuk ini, maka katub buang akan membuka dan kompresi di ruang bakar menjadi bocor.

SISTEM KERJA KOMPRESOR DISPLASEMENT :
Sistematika kerja dari kompresor displasement adalah piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik mati atas ( TMA ) memampatkan udara pada silinder dengan bantuan motor bensin. Cara kerja kompresor displasement yaitu apabila torak menuju TMB tekanan dalam silinder dibawah piston akan menjadi negatif (lebih kecil dari tekanan atmosfer) atau biasa disebut proses ekspansi, sehingga udara akan masuk melalui katup isap. Kemudian jika torak menuju TMA volume udara yang terkurung didalam silinder akan mengecil sehingga tekananakan naik, proses itu disebut kompresi. Udara yang terkompresi tersebut akan ditekan menuju tabung penyimpanan.











Karbulator AVC adalah singkatan dari Air Cut-off Valve. Fungsi dari ACV itu sendiri yang posisinya berada dikarbulator pada jenis Jetmatik berfungsi untuk mencegah terjadinya campuran bahan bakar yang kurus yang terjadi pada saat THROTTLE VALVE ditutup secara tiba-tiba ketika mesin dalam keadaan bekerja pada putaran tinggi. Sehingga tidak terjadi BACK FIRING atau biasa disebut “knalpot nembak”, fungsi yang lainnya dari ACV adalah juga mengurangi polusi udara.
Cara kerja dari ACV adalah pada saat Throttle Valve ditutup secara mendadak, maka terjadi tenaga vaccum yang cukup besar yang mengalahkan tenaga pegas control sehingga diafragma beserta katup control akan tertarik menutup aliran udara yang akan menyebabkan campuran bahan bakar dan udara pada saat itu menjadi kaya yang pada akhirnya gejala back firing tidak terjadi. Pada saat normal pegas katup control akan menekan katup control sehingga udara bersih dapat mengalir dan ikut terbuangnya udara pada hasil pembakaran maka otomatis polusi yang ditimbulkan pun akan lebih sedikit.

Rantai timing mekanik
nama : siti masyita
nim : 06091012018
mata kuliah: teknologi sepeda motor

sistem kerja rantai timing mekanis

rantai timing yang sering juga disebut dengan rantai keteng merupakan komponen yang memiliki fungsi menggerakan klep hisap dan klep buang. dengan demikian, maka proses pembakaran pada sepeda motor menjadi sempurna.

cara kerja rantai timing otomatis mekanis:
saat rantai timing mengalami keausan batang tensioner didorong oleh per tensioner kemudian untuk penahan menggunakan mekanisme pengunci dengan bekerja secara otomatis.

faktor keausan rantai timing:
1. penyetelan rantai yang terlampau kencang saat komponen ini di pasang pada motor
2. kelalaian menganti oli mesin atau bisa juga karena kualitas pelumas mesin yang kurang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar