Selasa, 22 Maret 2011

LANGKAH - LANGKAH MEMBUAT TES

langkah-langkah membuat tes
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kali guru akan memberikan tes, kebanyakan guru selalu bertanya kepada dirinya sendiri:
• “ pertanyaan apakah yang akan saya berikan”
• Jawaban apakah yang saya perlukan, dan jawaban manakah yang tidak saya perlukan”
• “Berapa soal yang akan saya buat”
• “Bagaimanakkah bentuk kunci jawabannya”
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang timbul, maka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,guru harus ingat akan fungsi tes. Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat pada waktu pentusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dar tiga hal:
1. fungsi untuk kelas
2. fungsi untuk bimbingan
3. fungsi untuk administrasi.
Masalah penyusunan tes perlu diingat fungsi mana yang dipentingkan oleh si anak didik dan sebuah tes sebaiknya mencakup kebulatan, yang artinya meliputi berbagai aspek yang menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan ( kecerdasan, sikap, pribadi, perasaan, social dan sebagainya). Menyikapi dari banyaknya bentuk tes, maka setiap bentuk tes itu memiliki cara yang berbeda dalam penyusunannya tergantuk dari jenis tes itu sendiri.
Dalam pembuatan tes terdapat tes standar dan tes non standar. Tes standar adalah tes yang dibuat oleh lembaga tertentu sedangkan tes non standar adalah tes yang dibuat oleh pendidik yang belum ahli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan spesifikasi tes
Spesifikasi tes adalah suatu uraian yang menunjukan keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimmilki tes yang akan dikembangkan (Sumadi Suryabrata,1957:5).
Pengembangan spesifikasi tes merupakan langkah awal yang menentukan dalam pengembangan perangkat tes, karena apa yang dilakukan pada langkah-langkah berikutnya sudah dirancangkan dalam spesifikasi tes.
Hal-hal yang perlu dibicarakan dalam pengembangan spesfikasi tes tersebut adalah :
Menentukan tujuan evaluasi
Dalam system pendidikan dikenal adanya tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan institusional, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksinal umum dan khusus yang sering disebut tujuan prilaku.
Untuk memudahkan cara merumuskan dan merencanakan evaluasi, tujuan pendidikan hendaknya dirumuskan dalam tujuan instruksional, yang dikemukakan oleh Mayer (1962), yaitu performance, conditions, criterion.Terry Ten Brink (1977) juga menyatakan bahwa tujuan instruksional yang baik harus memenuhi criteria sebagai berikut :
a. berorientasi pada peserta didik
b. bersifat menguraikan hasil belajar
c. jelas
d. dapat diamati dan diukur
Menyusun kisi-kisi soal
Tujuan penyusunan kisi-kisi soal adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun (Sumadi Suryabrata, 1987:7).
Memilih tipe-tipe soal
Dalam pembuatan soal diperlukan pertimbangan bagaimana memilih tipe-tipe soal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. kesesuaian antara tipe soal dengan materi pelajaran
b. kesesuaian antara tipe soal dengan tujuan evaluasi
c. kesesuaian antara tipe soal scoring
d. kesesuaian antara tipe soal dengan pengolahan hasil evaluasi.
e. Kesesuaian antara tipe soal dengan administrasi tes yaitu penyelenggaraan dan pelaksanaan tes.
f. Kesesuaian antara tipe soal dengan dana dan kepraktisan.
Merencanakan taraf kesukaran soal
Secara umum taraf kesukaran soal dapat diketahuai secara empiric dan presentase peserta yang gagal dalam menjawab soal. Pada tes tingkat kesukaran sebaiknya memilih sebaran merata dari yang mudah sampai yang sulit. Secara empiric ada kelemahan mendasar pada butir soal yang memiliki tingkat kesukaran terendah dan tertinggi, ia tidak efektif untuk membedakan antara yang pandai dan yang kurang pandai. Oleh karena itu, sebaiknya sebaran soal paling banyak adalah butiran soal yang memiliki tingkat kesukaran menengah keatas, tetapi jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Merencanakan banyak sedikitnya soal
Dalam memperhitungkan banyak sedikitnya soal pada suatu tes, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Hubungan banyak sediktnya soal dengan reabilitas tes.
b. Hubungan banyak sedikitnya soal dengan bobot keseluruhan bagian
c. Hubungan banyak sedikitnya soal dengan waktu tes
d. Hubungan banyak sedikitnya soal dengan ujjicoba suatu tes.
B. tabel spesifikasi dan fungsinya
Tabel spesifikasi adalah tabel yang berguna untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan atau materi dan aspek kejiwaan yang dicakup dalam tes.
Dalam membuat tabel spesifikasi langkah pertama yang harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Contoh: membuat tes untuk materi pertidaksamaan
a. konsep pertidaksamaan (2)
b. jenis pertidaksamaan (3)
c. model matematika berbentuk pertidaksamaan (5)

ingatan pemahaman aplikasi Jumlah
konsep pertidaksamaan 3
jenis pertidaksamaan 4
model matematika berbentuk pertidaksamaan 7
jumlah 15 butir soal
C. Langkah-langkah penulisan tes
Urutan langkah yang dilakukan adalah :
a. menentukan tujuan pengadaan tes
b. mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
c. merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagain bahan.
d. Menderetkan semua TIK dalam table persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu.
e. Menyusun table spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
f. Menuliskan butir-butir soal, didasarka atas TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.
Bentuk-bentuk dalam pembuatan soal, yaitu:
1. soal ingatan
Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang jawabannya dapat dicaridengan mudah pada catatan atau buku. Pertanyaan ingatan biasanya dimulai dengan kata-kata: mendefenisikan, mendeskripsikan, mengindentifikasikan, mendaftar, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, merefroduksir.
2. soal pemahaman
Dalam soal pemahaman, untuk menjawab pertanyaan pemahaman siswa dituntut: hafal sesuatu pengertian kemudian menjelaskan dengan kalimat sendiri.atau siswa memahami dua pengertian atau lebih kemudian memahami dan menyebutkan hubungannya. Jadi dalam menjawab pertanyaan pemahaman siswa selain harus mengingat juga berpikir.
3. soal aplikasi
soal aplikasi adalah soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan (mengetrapkan) pengetahuannya untuk memecahkan masalah-masalah sehari-hari atau persoalan yang dikemukakan oleh pembuat soal.
4. soal analisis
soal analisis adalah soal yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis atau menguraikan sesuatu persoalan untuk diketahui bagian-bagianyakata-kata yang digunakan atau kemampuan yang dituntut antara lain meliputi: memerinci, menyusun diagram, membedakan, mengilustrasi, menyimpulkan, memilih, memisahkan, membegi.
5. soal sintesis
Sebagai kebalikan kemampuan untuk untuk menganalisis adalah kemampuan untuk mengadakan sintesis. Oleh karena itu soal sintesis juga harus dimulai dengan suatu kasus. Berdasarkan atas penelaahan kasus tersebut siswa diminta untuk mengdakan sintesis, yaitu menyimpulkan, mengategorikan, mengkombinasi, mengarang, membuat disain, membuat rencana, menysun, menciptakan.
6. soal evaluasi
soal evaluasi adalah soal yang dihubungkan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan, menentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan.
Tes obyektif
Tes objectif menurut Breg (1958) sebagai mana dikutip oleh stainle tes ini secara umum dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:
1. free response item, terdiri dari
a. complesion test
b. short answere
2. fixed-response items, terdiri dari
a. tru-false
b. multiple-choice
c. matching
d. rearranggemen excercing
Prinsip pembuatan tes objectif, yaitu:
1. free response item,
a. complesion test
adapun beberapa petunjuk khusus penyusunan tes objectif berbentuk complesion tes, adalah:
1. hindarkan pernyataan yang tidak jelas
2. jangan menghilangkan kata-kata kunci terlalu banyak
3. hilangkan kata-kata yang mengandung arti penting, dan jangan kata-kata yang tidak penting di hilangkan
4. hindarkan munculnya indicator jawaban yang dapat dibaca dari pernyataan yang ada dalam teks soal
5. usahakan agar jawaban yang diberikan cukup terdiri dari satu kata atau satu kalimat pendek
6. jangan membuang kata terdepan dari suatu kalimat hal ini akan menyebabkan sukar untuk dipahami selain itu juga tampak tidak wajar
7. besar kolom yang dikosongkan untuk diisi hendaknya sama besar
8. untuk mempermudah skoringnya, hendaknya disediakan kolom jawaban dan diletakkan di sebelah kanan setiap butir soal
9. sediakan kunci tentang kemungkinan jawaban yang dipandang benar
b. short answere
beberapa pertunjuk khusus penyusunan tes ini antara lain di jelaskan oleh Stainly, yaitu:
1. menggunakan bentuk kalimat Tanya akan lebih baik dari pada mengunakan kalimat berita
2. pertanyaan sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang muncul dapat disampaikan sesingkat mungkin.
3. apabila lembar jawaban ingin di jadikan satu dengan lembar soal, sebaiknya disediakan kolom jawaban yang terpisah dengan soalnya.
4. hindarkan penggnaan susunan kalimat yang persis dalam buku teks.
5. pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga hanya ada satu kemungkinan jawaban yang benar (Stanley and kennedkh, 1978)
2.fixed-response items, terdiri dari
a. true-false
petunjuk praktis untuk menyusun true-false adalah
1. hati-hatilah dalam memilih kalimat yang dapat memberi petunjuk kepada perseta didik untuk menebak jawaban hanya secara spekulatif
2. hindarkan penggunaan kalimat yang diambil secara persis seperti dalam buku teks
3. hindarkan penggunaan kalimat yang sekedar bertujuan untuk menjebak peserta didik
4. hindarkan penggunaan kalimat yang memiliki arti ganda
5. gunakan kalimat singkat, padat dan jelas
6. hindarkan kalimat yang panjang dengan bahasa yang rumit
7. penyusunan stadtement benar dan salah dilakukan secara acak
b. multiple-choice
Adapun petunjuk menyusun tes multiple-choice adalah:
a. hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternate terdapat kesesuaian
b. kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan singkat dan jelas
c. sebaiknya tidak menggunakan kalimat negative
d. hendaknya setiap butir soal tidak tergantung dengan yang lainnya.
e. menggunakan perintah alternative yang baik
f. jangan membuang kata depan dari pertanyaan
g. soal hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami
h. setiap butir pertanyaan mengandung satu masalah
i. kunci jawaban dan distraktornya harus memiliki kesesuaian dengan pernyataan yang disusun
j. jawaban bersifat homogen dalam isi, bentuk, dan struktur kalimatnya.
k. janagan mengunakan alternative jawaban yang tumpang tindih.
l. dalam menyusun pertanyaan dihindari penyusunan persis sesuai dengan buku teks.
.
c. Matching
Langkah-langkah menyusun tes bentuk ini yaitu:
a. jumlah statement yang dijadikan jawaban hendaknya lebih banyak jika dibandingkan dengan statemen yang dijadikan soal.
b. statemen yang menjadi jawaban hendaknya disusun dengan kalimat yang lebih pendek dan ringkas
c. dalam membuat petunjuk jelaskan dasar yang digunakan untuk menjodohkan
d. jangan membuat penjodohan sempurna satu lawan Satu.
e. nilai dihitung dari jumlah yang benar
d. rearranggemen excercing
Rearranggemen excercing yaitu bentuk tes rangkaian kalimat utuh dan benar kemudian diceraikan scara tidak beraturan, sehingga bentuk aslinya sulit dikenali .
tes bentuk ini dapat mengukur kemampuan berfikir logical sequence peserta didik. Bentuk tes ini babnyak digunakan untuk mata pelajaran bahasa.
Tes essay
Essay test adalah test yang menungkinkan testee menjawab pertanyaan secara bebas,
Petunjuk penulisan soal essay tes, yaitu:
1. harus difikirkan secara jelas tujuan dari pada masing-masing soal
2. masing-masing soal harus distrukturil sedemikian sehingga mungkin disepakati adanya semacam kunci jawaban, antara lain dengan menggunakan kata-kata dan istilah yang tegas.
3. tidak boleh terdapat istilah baru dalam soal sehingga dalam testee yang tidak bisa menjawab hanya karena ia tidak tahu arti istilah tersebut
4. bobot masing-masinng soal harus diberitahukan kepada testee sebelum tes diberikan
5. tidak boleh diberikan soal-soal yang terlalu banyak dan terlalu luas sehingga ujian bisa merobah menjadi perlombaan menullis cepat
6. sedapat mungkin jangan menanyakan hal-hal yang bersifat factual dan mendetail
7. cara-cara terbaik untuk menjawab masing-masing jenis soal harus dibicarakan bersama-sama di kelas.
BAB III
PENUTUP
Hal-hal yang perlu dibicarakan dalam pengembangan spesfikasi tes tersebut adalah :
• menentukan tujuan evaluasi
• menyusun kisi-kisi soal
• memilih tipe-tipe soal
• merencanakan taraf kesukaran soal
• merencanakan banyak sedikitnya soal
Langkah-langkah umum yang dilakukan dalam penyusunan tes yaitu:
1 menentukan tujuan pengadaan tes
2 mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
3 merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagain bahan.
4 Menderetkan semua TIK dalam table persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu.
5 Menyusun table spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
6 Menuliskan butir-butir soal, didasarka atas TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.

1 komentar:

  1. bisa dimuat footnotenya gak? (atau daftar pustaka deh) terima kasih....
    Sangat membantu :)

    BalasHapus